Menganalisa Efek Kesehatan Maternal Pandemi Corona



Mengikuti perkembangan kasus corona covid-19 akhir-akhir ini yang terus mengalami kenaikan jumlah kasus dari hari ke hari membuat resah masyarakat lampung khususnya hingga dalam perspektif global dunia. Seperti yang tertera pada beberapa situs kesehatan dunia seperti WHO dan CDC dilaporkan bahwa pandemik ini telah menginfeksi lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian sejumlah 229.5428.

Wabah corona virus diseas (2019-nCov) dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Virus-2 (SARS-COV2 atau lebih dikenal dengan nama COVID-19 menyebabkan global krisis hampir diseluruh negara. Wabah pandemik ini diketahui pertama kali terjadi di Kota Wuhan ibu kota Provinsi Hubei di Cina pada 31 Desember 2019 dan telah menyebabkan ribuan kasus dikonfirmasi dan menewaskan lebih dari 3.344 orang di daratan Cina hingga di 213 negara terjangkit. Berdasarkan data yang dirilis gugus tugas percepatan penanganan covid-19 di Indonesia hingga 30 April 2020 total kasus telah mencapai sejumlah 10.118 dengan jumlah kematian sebanyak 792 orang sehingga Indonesia termasuk ke dalam negara dengan global risiko sangat tinggi covid-19. Penyakit pandemik ini telah dengan cepat menyebar oleh sekelompok agen infeksius melalui beberapa metode interaksi dan mengancam kondisi kesehatan sejumlah besar orang dalam waktu singkat.

Provinsi Lampung Zona Merah
Provinsi Lampung sebagai gerbang utama yang terletak pada perbatasan antara pulau sumatera dan jawa merupakan daerah yang perlu mendapat perhatian. Diperlukan pengawasan yang tinggi dalam hal berbagai akses serta aktivitas. 

Dikutip dari data terbaru pemantauan corona virus disease atau covid-19 Bandar Lampung masuk zona merah pandemi virus corona berdasarkan peta sebaran yang termuat dalam laman kementerian kesehatan. Kota Tapis berseri itu kini menjadi pusat transmisi lokal dengan lingkaran merah dengan hampir seluruh daerah sejak diumumkan pada tanggalo 30 April 2020.

Kriteria zona merah, seperti diketahui berarti pandemi yang ada dalam suatu wilayah sudah tidak terkendali. Untuk meminimalisasi penyebaran, upaya yang bisa dilakukan dengan menerapkan upaya pada zona oranye dan menangguhkan kegiatan belajar mengajar atau sekolah, ibadah yang melibatkan kerumunan, dan kegiatan bisnis.

Atas hal ini kemudian dibatasi perjalanan ke luar kecuali yang mendesak dan penting dengan istilah yang telah akrab, lockdown dan karantina. Fasilitas pelayanan harus terpisah untuk kasus infeksi dari layanan kesehatan lainnya, dan membuat berbagai tingkat rumah sakit untuk memisahkan dan menangani kasus dengan tingkat keparahan berbedaData terbaru pemantauan corona virus disease atau covid-19 di Bandar Lampung, jumlah terkonfirmasi 25 orang dengan 5 PDP. Berdasarkan informasi yang dihimpun pada laman website covid19.bandarlampung.go.id, pasien sembuh terdapat 11 orang, 4 orang meninggal, ODP 85 orang dan 28 orang OTG.


Efek Kesehatan pada Ibu Hamil
Dalam segi kesehatan maternal terutama apda ibu hamil, virus Corona penyebab SARS dan MERS diketahui dapat menyebabkan komplikasi persalinan seperti aborsi, kelahiran premature, IUGR dan kematian maternal. Hingga saat ini penelitian terkait covid-19 pada ibu hamil mengenai penularan vertikal ibu ke janin belum dapat dipastikan. Konsekuensi infeksi covid-19 pada ibu hamil belum diketahui secara pasti dikarenakan belum ada bukti yang cukup kuat tetapi kemungkinan tersebut harus tetap diperhatikan. Dampak pandemik covid-19 terhadap kesehatan maternal di Indonesia akan terjadi melalui terganggunya pelayanan kesehatan maternal sehingga risiko infeksi covid-19 pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi serta tenaga kesehatan terkait.

Risiko ibu hamil, bersalin, nifas terinfeksi covid-19 pada saat mencari layanan kesehatan di puskesmas, klinik atau rumah sakit akan meningkat yang mengakibatkan banyak orang yang berkumpul pada waktu yang sama jika sistem penjadwalan pemeriksaan rutin kurang baik. Risiko ibu hamil, bersalin dan nifas akan dapat memengaruhi pelayanan kesehatan yang memadai dikarenakan fasilitas kesehatan yang saat ini disibukkan dengan pasien covid-19 serta berkurangnya tenaga kesehatan akibat dampak pengurangan jam kerja, kesakitan atau kematian. Risiko meningkatnya angka kesakitan dan kematian  maternal akan dapat meningkat selama dan pasca pandemic covid-19.

Kondisi ibu hamil juga dapat dipengaruhi faktor psikologis, antara lain kecemasan. Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil yang memiliki kecemasan tinggi akan mengalami detak jantung yang lebih cepat, peningkatan stres, rasa lemas, kurang tidur, perasaan cemas, sakit kepala dan punggung serta nafsu makan yang terganggu atau terlalu banyak makan. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan dan kondisi janin. Kecemasan yang tinggi serta ketidaktahuan dalam mengakses pengetahuan mengenai kehamilan era pandemik  covid-19 akan dapat menambah kecemasan serta ketakutan ibu hamil dalam mengakses informasi khususnya mengenai kesehatan maternal selama kehamilan. Ibu hamil diharapkan dapat menjaga kondisi psikologisnya agar tidak mengalami kecemasan yang tinggi.

Pada ibu hamil sangat diharapkan pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan kehamilan selama pandemi sehingga dapat memperkecil tingkat kecemasan ibu hamil. Selain itu, ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih tenang, dapat menyesuaikan diri dalam situasi kehamilaan saat ini, tidak takut dalam mengahadapi kehamilan di era pandemik covid -19 dan mengerti apa yang akan dilakukan selama menjalani masa kehamilannya.

Diperlukan upaya dalam mengurangi kecemasan dan penambahan pengetahuan mengenai covid-19 pada ibu hamil yang dapat diatasi dengan membaca poster serta video pelayanan maternal yang didalamnya dapat dimasukkan pula pencegahan serta upaya pengelolaan stress sehingga memudahkan ibu hamil dalam mengakses berita masa pandemik covid-19.

Ibu hamil yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pandemi covid-19 saat ini akan mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi, ketidaktahuan dalam mengakses kesehatan selama masa kehamilan, kekurangan edukasi dalam pemeriksaan rutin kehamilan, kurang informasi yang terkait covid-19 yang saat ini masih terbatas serta kurang siap dalam menjalami kehamilan. Hal tersebut mengakibatkan risiko yang tinggi seperti yang telah diungkapkan pada risiko diatas. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus pada pelayanan maternal khususnya ibu hamil yang pada saat seperti ini bahkan mengalami kesulitan dalam melakukan pemeriksaan rutin kehamilan. Semoga wabah corona ini segera berakhir dan sistem pelayanan kesehatan kembali pulih. Semoga.


Selasar Pemikiran.


Baca tulisan lainnya :

Comments

Popular posts from this blog

S3 Kebidanan

FAQ Alih Jenis D3 ke S1 Pendidikan Bidan Universitas Airlangga Surabaya

FAQ Seputar Alih Jenis S1 Pendidikan Bidan UNAIR